Pendirian merek Gucci adalah kisah yang terjalin dari asal-usul yang sederhana, inspirasi lintas budaya, dan dedikasi yang tak tergoyahkan terhadap keahlian, berakar pada visi pendirinya, Guccio Gucci. Lahir di Florence, Italia, pada 26 Maret 1881, Guccio tumbuh dikelilingi oleh tradisi artisanal Tuscan—ayahnya adalah pengrajin kulit, meletakkan dasar bagi apresiasinya terhadap bahan berkualitas dan pengerjaan yang terampil. Namun, babak penting di London-lah yang memicu impian kewirausahaannya.
Pada tahun 1897, pada usia 16 tahun, Guccio pindah ke London dan bekerja sebagai porter dan anak lift di The Savoy Hotel, pusat para pelancong elit aristokrat dan internasional. Di sini, ia mengamati dengan cermat barang bawaan mewah, aksesori elegan, dan selera halus para tamu hotel, terutama mengagumi keahlian merek-merek Inggris seperti H.J. Cave & Sons. Paparan terhadap kemewahan global ini menanamkan benih: ia membayangkan menciptakan lini barang-barang kulitnya sendiri yang menggabungkan kecanggihan yang ia saksikan di London dengan teknik-teknik kuno dari tanah airnya, Italia.
Kembali ke Florence pada tahun 1902, Guccio mengasah keterampilan kerajinan kulitnya di merek koper lokal Franzi sebelum mengambil langkah berani pada tahun 1921. Pada usia 40 tahun, ia membuka butik pertamanya di Via della Vigna Nuova, awalnya bernama "Valigeria Guccio Gucci" (Koper Guccio Gucci), yang mengkhususkan diri pada koper buatan tangan bergaya Inggris dan aksesori berkuda—mencerminkan inspirasi London dan warisan berkuda Florence. Sejak awal, merek ini berdiri untuk perpaduan unik: keahlian kulit Tuscan dipadukan dengan keanggunan sederhana dari kemewahan Inggris, melayani para pelancong kaya dan bangsawan setempat.
Tantangan awal hanya memperkuat semangat inovatif Gucci. Pada tahun 1930-an, sanksi Liga Bangsa-Bangsa terhadap Italia Mussolini mengganggu impor kulit, memaksa merek tersebut untuk bereksperimen dengan bahan alternatif. Pengrajin mengembangkan kain rami tenun tahan lama yang bersumber dari Naples, membuat tas yang dihiasi dengan pola berlian cokelat-di-tan yang akan menjadi salah satu motif ikonik pertama Gucci. Kemampuan beradaptasi ini akan menentukan DNA merek.
Pada saat kematian Guccio pada tahun 1953, merek tersebut telah berkembang ke Roma dan New York, meletakkan dasar bagi warisan globalnya. Namun esensi pendirian Gucci tetap terkait dengan porter muda di London—seseorang yang melihat keindahan dalam detail perjalanan mewah, dan menerjemahkan pengamatan itu menjadi merek yang akan mendefinisikan kembali keanggunan Italia selama lebih dari satu abad. Apa yang dimulai sebagai bengkel kecil Florentine tetap ada sebagai bukti bagaimana inspirasi, kerajinan, dan ketahanan dapat mengubah mimpi menjadi warisan ikonik.